Addicted to Weblog:
Kisah Perempuan dalam Dua Dunia
Labibah Zain
ed. 1 - Jakarta
Pustaka Populer Obor, 2005
xiv +196 hlm. 11 x 17 cm
Kata Pengantar: Maman S Mahayana
"Kepribadian seseorang di internet bisa jadi dapat dilihat dari cara dia berinteraksi dengan orang lain di dunia cyber lewat tulisan-tulisan dia di blog, cara dia berdialog di chatting room, cara dia berkomentar terhadap tulisan-tulisan orang lain dan cara dia menyapa di shoutbox. Tetapi cara berinteraksi yang demikianpun belum tentu menggambarkan kepribadian asli para netter. Karena tak jarang di kehidupan maya ini, ada orang-orang tertentu yang menciptakan karakter tersendiri yang tidak sesuai dengan bentuk asli mereka . Lelaki mengaku perempuan, perempuan mengaku lelaki, emak-emak mengaku perawan, perawan mengaku emak-emak, om om mengaku berusia belasan, wajah biasa biasa saja mengaku serupawan Dian Sastro dan Delon, biasa naik bemo mengaku naik limo atau malah sebaliknya biasa naik BMW tetapi mengaku kere".
..............
Inilah sebagian kisah yang ada di buku kumpulan cerpen saya! Dan juga cerita-cerita yang menjadikan Perempuan sebagai Tokoh Centralnya baik di dalam menghadapi Teknologi , cinta, rumah tangga maupun tradisi.

Ada 8 kumpulan cerpen disini. Ada yang sudah pernah di muat di Koran REPUBLIKA.
1. Addicted to Weblog (Kisah Perempuan dalam Dua Dunia)
2. Perempuan dan Lelaki maya
3. Perempuan dalam Kegelapan
4. Perempuan itu Bernama Sinta
5. Perempuan dalam Dua Etalase
6. Perempuan, 17 Tahun
7. Perempuan di Sudut Taman
8. Perempuan Pengusung Tradisi
 
Labibah Zain, pendiri komunitas weblogger Indonesia BLOGFAM . Staf pengajar di jurusan Ilmu perpustakaan dan Informasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini adalah pemilik weblog Serambi Rumah Kita. Semasa kuliah S1, dia aktif menjadi pendengar setia diskusi sastra yang digelar oleh Studi Apresiasi Sastra Yogyakarta dan juga aktif di dunia Teater. Bersama dengan Teater ESKA, Sanggar Salahuddin, Teater Jiwa, Teater Titian dan Teater Burdah, dia memainkan drama Lautan Jilbab 1 dan 2, Keluarga Sakinah, Perahu Retak, Dajjal, Monumen Keadilan, Thengul, Rintrik, Wahsyi Pembunuh Singa Padang Pasir, Burdah ke berbagai kota di Indonesia. Dia juga menulis Puisi dan cerpen.Puisi pertamanya di muat di majalah Sahabat ketika dia masih kanak-kanak. Di sekolah menengah, dia menjurai lomba mengarang tingkat kotamadya selama dua tahun berturut-turut. Puisinya juga ada di di antologi cyber sastra taun 2001. Tulisan-tulisannya baik berupa cerpen atau essay ada di antologi bersama Menyisir Rindu (Cakarawala Publishing, 2005), The Real Dezparate Housewives (LPPH, 2005)dan Suami Impian (LPPH, 2006) , dan juga di muat di Surat kabar2 lokal maupun nasional ; Republika, Batam Pos, Kompas, Majalah sastra Horison, Media Indonesia, Suara Pembaruan, Pikiraan Rakyat dan Riau Pos. Antologi cerpen tunggalnya Addicted to Weblog (Pustaka Populer Obor 2005) ini merupakan kumpulan cerpen tunggal pertamanya. Ditemani suaminya, Aly D Musyrifa (penyair anggota Quebec Writers Federation dan juga jebolan Pemain Teater ESKA) serta ketiga anaknya, Akyasa Adiba, Danial Ahmad Allaudzai dan Zirak Ahmad Mubarak, Labibah Sekarang tinggal di Montreal dalam rangka menyelesaikan kuliah S3 nya di Mcgill University.
 
.............. Ketenangan suasana dalam bangunan ceritanya dan kesabarannya bertutur dengan niat hendak melakukan tipu daya dan mengecoh, sungguh merupakan salah satu kekuatan Labibah Zain. Sebuah gaya bertutur yang mengingatkan saya pada kepiawaian cerpenis wanita terkemuka Korea Selatan, Han Mu Suk, meskipun tema cerita yang diangkatnya sangat berbeda. .........

Petikan Kata Pengantar MAMAN S MAHAYANA (Pengamat dan Kritikus Sastra)


"Belum pernah ada tema-tema cyber (dunia maya) yang dikupas dengan spesifik dalam cerpen Indonesia. Lewat buku ini, Labibah Zain mengajak pembacanya untuk bertualang, terbang, dan masuk pada pusaran dunia maya yang ajaib dan misterius."
JONI ARIADINATA, cerpenis, Redaktur Majalah sastra Horison

"Kumpulan cerpen ini begitu ekspresif melukiskan kehidupan nyata dengan kosa kata lugas. Dunia maya menjadi media eksplorasi dilema spiritual dan seksual perempuan dalam kehidupan modern selain pemberontakan atas tradisi keagamaan tertutup. Dari perempuan berkeluarga, yang studi di Amerika Utara, penulis menusuk jantung kehidupan di Tanah Air"
PROF.DR. ABDUL MUNIR MULKHAN, Guru Besar, penulis dan pengamat Sosial-Keagamaan

" .... Khusus untuk cerpen yang juga menjadi judul kumcer ini, "Addicted to Weblog", saya sungguh merasa "tertonjok". Labibah benar-benar jeli menangkap dan membeberkan perilaku ketagihan yang umumnya pernah dialami oleh semua blogger. Wajib dibaca oleh semua blogger, calon blogger, dan pemerhati blogger"
KURNIATI "NEENOY" RAHMADINI, ibu rumah tangga yang juga bekerja dan ketagihan ngeblog sejak tiga tahun yang lalu

"Perempuan dan Teknologi, isu yang mungkin masih jarang yang mengemuka. Melalui cerpen-cerpen ini, kita bisa melihat dunia perempuan, seperti realita perempuan dalam lingkaran kekerasan dengan jalan masuk dari dunia maya, juga hubungan perempuan dengan teknologi yang makin berkembang"
SOFIA KARTIKA, jurnalis Yayasan Jurnal Perempuan

"Labibah Zain telah menikmati sekaligus mengeksplorasi segala tetek-bengek cyber space, sejak dari software, sistem, cara akses, istilah yang rumit, serta perilaku manusia yang mengoperasikan dunia digital. Ini merupakan pesan kepada manusia untuk berhati-hati bermain dalam sebuah wilayah, ketika teknologi informasi hampir tidak berjarak dengan perasaan manusia, bersinergi dan akhirnya menjadi sebuah power yang bisa menghancurkan kehidupan pribadi manusianya sendiri. Dengan cerdik, ia gabungkan seni tanpa batas ruang dan waktu itu dengan perasaan sensitive manusia: cinta, serta sengaja menokohkan sebuah nama wanita yang menjadi ikon ketokohan sekaligus misteri pada kumpulan cerpen ini"
SAPTO RAHARJO, pemusik, pekerja budaya, broadcaster, pengajar Cultural and Media Studies, Pasca Sarjana, UGM

"Hal yang saya sukai dari beberapa cerpen labibah Zain yang berkisah tentang perempuan, sekelilingnya, dan internet (lebih spesifik lagi, Weblog) adalah penyelipan terminologi dan pengertian teknis ke dalam bagian-bagian cerita. Kita sebagai pembaca memperoleh pemahaman dari peristiwa yang memang potensial terjadi sebagai alternatif terhadap pemahaman dari definisi baku yang formal"
IKHLASUL AMAL, Praktisi Teknologi Informasi, Penulis Wiki dan Blog
Saturday, November 12, 2005
La Rane "Jaf" Hafied, Broadcaster, Jurnalis, Blogger di Singapore
Kumcer With A Mission

Ada satu hal yang selama ini ternyata saya ‘take for granted’ dari kegemaran membaca karya-karya fiksi, yakni bertambahnya pengetahuan saya tentang berbagai macam hal yang mungkin tidak pernah terpikirkan atau tidak pernah saya ketahui sebelumnya. Kesadaran ini muncul ketika saya membaca Addicted To Weblog, kumpulan cerpen atau kumcer karya Labibah Zain, pengajar UIN Sunan Kalijaga, Jogjakarta, yang kini tengah merampungkan S3 nya di Montreal, Kanada.

Kesadaran serupa agaknya muncul pada diri Neenoy, seorang blogger yang ikut memberikan komentar di sampul belakang buku kumpulan cerpen ini. Neenoy mengaku "tertonjok" dengan salah satu cerpen yang menggambarkan perilaku ketagihan yang rasanya pernah dialami para blogger, namun tidak semuanya bisa menyadari.

Kumcer karya Labibah ini memang banyak bercerita tentang kehidupan di alam cyber, khususnya kehidupan para blogger. Cerpen pertama yang judulnya juga dijadikan judul kumcer ini misalnya bercerita tentang seorang istri yang "memilih" untuk "hidup" di alam weblog dan perlahan meninggalkan kehidupan nyata termasuk suami dan anak-anaknya. Betapa tidak? Dengan berinteraksi dengan sesama blogger, ia bisa mendapatkan nyaris apapun, mulai dari resep dan tips-tips dapur, ngerumpi, sampai perhatian dari sesama blogger yang mungkin belum tentu didapatnya di "alam nyata". Sang suami sampai merasa tersingkirkan bahkan sempat benar-benar tersingkirkan.

Memang membaca cerpen itu kita dapat kesan bahwa pada akhirnya nge-blog itu berdampak negatif. Ya di satu sisi ada benarnya. Tapi di sela-sela cerpen itu penulis -dengan tidak terkesan ingin menggurui- menunjukkan bahwa banyak juga dampak positif dari nge-blog. Suami si tokoh dalam cerpen itu menyadari betapa istrinya -seorang ibu rumah tangga yang tipikal- tiba-tiba berubah menjadi wanita yang punya kemauan belajar yang tinggi, memiliki tambahan pengetahuan yang luar biasa, memiliki pergaulan yang luas dan juga kritis terhadap perkembangan keadaan.

Pengetahuan-pengetahuan dari alam cyber lainnya juga bertaburan dalam cerpen yang lain dalam buku ini. Tentang percintaan di dunia maya yang bisa tak kalah seru dengan di dunia nyata (Perempuan Dalam Kegelapan), tentang kehidupan rumah tangga (Addicted to Weblog), tentang bagaimana manusia berinteraksi di alam cyber (Perempuan dan Lelaki Maya), tentang bagaimana manusia bisa bersembunyi di balik topeng-topeng cyber hanya untuk menjadi dirinya sendiri (Perempuan Dalam Dua Etalase) dan lain sebagainya. Secara khusus juga tentang kehidupan perempuan dan dunia cyber, suatu hal yang juga nampak menjadi minat si penulis.

Ya, ini memang cuma cerpen-cerpen belaka, tapi tanpa disadari ia membawa serta setumpuk misi tentang pengetahuan dan pesan moral bagi para blogger sekaligus juga "promosi" untuk mereka yang belum kenal dunia blogging pada khususnya dan internet pada umumnya. Paling tidak, cerpen ini bisa menambah lagi pemahaman orang tentang kehidupan blogger yang selama ini masih dianggap sebagai orang-orang kurang kerjaan, orang-orang narsis, orang-orang stress yang hanya bisa curhat di internet atau bahkan orang-orang yang hanya sekedar ikut trend belaka.

Dan Labibah adalah orang yang rasanya punya kompetensi di bidang ini. Ia adalah seorang blogger bahkan juga pendiri dari Blogger Family, sebuah komunitas blogger Indonesia yang kini memiliki lebih dari seribu anggota yang berasal dari berbagai belahan dunia, berbagai lapisan umur, berbagai kalangan dan berbagai profesi.

Lebih dari itu, penulis kumcer ini adalah seorang tukang cerita yang menurut subjektifitas saya pandai sekali mengutak-atik kata. Ia sanggup membuat rangkaian cerita yang menarik dan pada saat yang sama memercikkan istilah-istilah teknis internet atau istilah lain (baca cerpennya yang terakhir: Perempuan Pengusung Tradisi) yang mungkin terdengar awam bagi yang tak tahu, tapi kemudian disertainya dengan penjelasan yang tidak merusak alur cerita atau tidak perlu boros paragraf hanya untuk menjelaskannya sehinnga kemudian merusak alur cerita.

Penulis kumcer ini juga punya kemampuan deskripsi yang bagus sehingga saya merasa bisa menggambarkan dengan jelas setting dari cerita dalam cerpen-cerpennya. Terlalu baik, mungkin, sehingga saya sempat dibuat agak jengah dengan penggambaran kekerasan seks dalam salah satu cerpennya (Perempuan dan Lelaki Maya). Saya tidak munafik dengan mengatakan bahwa seharusnya unsur seks tidak masuk dalam karya sastra, tetapi entah kenapa ada rasa jengah saja saat membaca bagian adegan seks di cerpen tersebut. Perasaan jengah serupa juga pernah saya alami saat membaca salah satu bagian dari novel Imperia karya Akmal Nasery Basral yang saya anggap sebagai salah satu novel yang luar biasa, tapi anehnya tidak saya rasakan saat membaca Saman nya Ayu Utami yang justru menurut saya jauh lebih vulgar penggambarannya. Oke lah, masalah seks dalam sastra memang bisa jadi perdebatan panjang, tapi itulah pendapat saya yang tentu saja sangat amat terbuka bagi dibantah oleh siapapun.

Terakhir sekali, di bagian pengantar kumpulan cerpen ini yang ditulis oleh sastrawan Maman S. Mahayana saya menemukan sebuah pertanyaan yang agaknya bisa atau bahkan harus menggelitik perasaan setiap penulis:

Persoalannya kini, apakah ia (Labibah, Red) punya nafas panjang untuk menunjukkan kualitas dirinya dalam karya-karya berikutnya, atau ia selesai sampai di sini? Kita tunggu saja!

Nah, dalam penafsiran saya, Labibah Zain justru sudah mencoba menjawab tantangan itu dengan menampilkan tiga cerpen ekstra di kumcernya kali ini: Perempuan, 17 tahun ; Perempuan di Sudut Taman; dan Perempuan Pengusung Tradisi.

Saya sebut saja "ekstra" karena memang ketiganya lari dari konsistensi tema dunia maya atau dunia cyber. Namun toh dalam ketiga cerpen "ekstra" ini Labibah seolah menunjukkan bahwa ia sudah punya "stok nafas" untuk terus "berlari". Perempuan Pengusung Tradisi misalnya adalah salah satu cerpen favorit saya yang saya pikir bisa jadi "titik start" berikutnya bagi Labibah untuk berlari marathon di dunia sastra Indonesia. (baca: kenapa tidak dikembangkan jadi novel saja, mbak?)

Singapura, 12 November 2005

______
Tentang Buku:

Addicted to Weblog: Kisah Perempuan dalam Dua Dunia
Labibah Zain
ed. 1 - Jakarta
Pustaka Populer Obor, 2005
xiv +196 hlm. 11 x 17 cm
Kata Pengantar: Maman S Mahayana

ps: Selamat ulang tahun buat Mbak Labibah "Maknyak" Zain. Semoga panjang umur..

Oleh: Jaf di Weblog nya
posted at 6:25 AM |
Friday, November 11, 2005
-SyL- Pustakawan, Blogger di Jakarta
Addicted to Weblog -- Labibah Zain
Judul: Addicted to Weblog: Kisah Perempuan dalam Dua Dunia
Penulis: Labibah Zain
ed. 1 - Jakarta
Pustaka Populer Obor, 2005
xiv +196 hlm. 11 x 17 cm
Kata Pengantar: Maman S Mahayana



Akhirnya liburan puasa kemaren aku baca buku ini dan benar-benar terkesan. WOW! MakNyak emang TOB **pake kapital** deh!

Cover:

Cover buku kumpulan cerpen ini sudah cukup menarik perhatian. Dengan memberikan warna merah-hitam, berilustrasikan seorang wanita yang seperti tertarik masuk ke dalam komputer yg mencerminkan dunia maya, dan sebuah mata dengan tatapan beribu arti, sudah bisa menggambarkan isi dari kumpulan cerpen ini.

Isi cerita:

Addicted to Weblog, yg juga jadi judul kumpulan cerpen ini, membuatku tertawa geli sendiri, dan merasa kalau tulisan itu khusus ditujukan ke aku. Even suamiku bilang: "Ehemm.. remind you of someone?" Ketagihan nge-blog itu memang ada, dan itu nyata. Ending cerpen ini sama sekali tidak terduga. Tapi ending seperti itu juga yang menjadi harapan banyak ibu muda yang nge-blog, bahwa blog-nya suatu hari nanti bisa menjadi catatan kehidupan mereka dan keluarga. Syukur-syukur anak-anak mereka nerusin nge-blog, jadi tali silaturahmi di dunia maya ini gak akan terputus.

Di dalam kumpulan cerpen ini, MakNyak memberikan identitas para 'peselancar' dunia maya dengan nama 'Sinta'. Dan memang ada banyak 'Sinta-Sinta' di dunia maya ini, Sinta-Sinta yang menyembunyikan identitasnya dan ingin menjadi orang lain, Sinta-Sinta yang menciptakan dunianya sendiri, Sinta-Sinta yang melarikan diri dari kemelut kehidupan nyata. Tapi tidak sedikit juga Sinta-Sinta yang menampilkan dirinya apa adanya. Tidak ada yang salah, tidak ada juga yang paling benar. Yang sebaiknya adalah jangan sampai ada Sinta-Sinta yang merusak komunitas blog dengan spam atau perkataan kasar yang menyinggung lainnya. Selayaknyalah Sinta-Sinta **siapapun mereka** menjunjung tinggi etika dalam ber-internet.

Di kumpulan cerpen ini, yang jadi favoritku adalah cerita yang judulnya: Perempuan Pengusung Tradisi. Cerpen ini membuka dunia baru buatku. Komunitas ini menarik sekali bila bisa digali lebih dalam. Cerpen ini bisa menghisap pembacanya ke dalam dunia lain, dan merasa sedikit kecewa ketika cerita ini harus berakhir. Seolah masih ada yang belum diceritakan, seolah masih banyak yang seharusnya bisa di share tentang komunitas Arab di Indonesia ini.

Editing:

Sayangnya, masih terdapat kesalahan-kesalahan ketik didalam buku ini, yang membuat pembaca seperti melewati polisi tidur dijalanan mulus. Contoh: halaman 123, penulis terkenal Sidney Sheldon ditulis Shedney Sheldon. Untuk pembaca yang teliti, kesalahan ini cukup mangganggu. Perlu editing yang lebih baik lagi.

Kesimpulan:

Secara keseluruhan, kumpulan cerpen ini patut mendapatkan acungan jempol(s) karena kepiawaian MakNyak mengangkat fenomena yang terjadi ke dalam cerita. Kisah yang ada didalamnya benar-benar menggambarkan kehidupan ber-internet yang dialami oleh para 'surfer' dunia maya. Buat para blogger/chatter/'surfer', buku ini seperti cermin aja, kita bisa berkaca didalamnya. Dan buat yang ingin berkenalan dengan dunia ini, sok atuh baca buku ini, rekomen deh!

posted by -syl- @ 8:44 PM
di Book Corner nya
posted at 11:08 PM |
Sunday, November 06, 2005
Andi Darmawan, Blogger di Jakarta
Addicted to Weblog, sebuah Review

Peringatan: Review ini akan berisi ulasan tentang sebuah buku kumpulan cerpen berjudul "Addicted to Weblog" dan di dalam review ini akan di review setiap cerpen-cerpen yang berada di dalam buku tersebut. Jika anda belum membaca buku tersebut, sebaiknya tidak membaca review ini karena akan mengurangi kenikmatan dalam membaca kumpulan cerpen tersebut.

Semalam, ditemani oleh sebotol teh botol dingin, sebuah roti isi strawberry dan beberapa batang marlboro merah, saya membaca sebuah buku karangan seorang blogger yang dikenal dengan sebutan maknyak yang juga sebagai founder dari blogfam, yang berjudul "Addicted to Weblog".
Saya yang sudah lama tidak membaca novel atau buku-buku cerita lain, tertarik untuk membeli dan membaca kumpulan cerpen ini karena judulnya yang membawa nama weblog dan karena saya tahu bahwa pengarangnya pun seorang blogger yang cukup dikenal oleh blogger-blogger yang lain.
Kumpulan cerpen ini berisi 8 buah cerpen yang isi ceritanya (menurut saya) sangat bagus dan dengan cara penulisan yang bagus. Dan untuk pertama kalinya setelah beberapa tahun, saya bisa membaca sebuah buku sampai habis hanya dengan waktu beberapa jam saja.
Cerpen-cerpen yang terdapat di dalam buku ini membuat saya hanyut dalam ceritanya, seakan-akan saya menjadi bagian dari cerita tersebut. Dengan menyebutkan beberapa nama blogger lain seperti vi3, Linda, dan uyet membuat kisah-kisah tersebut seakan nyata, bukan hanya fiksi belaka.

Cerpen 1: Addicted to Weblog: Kisah Perempuan dalam Dua Dunia
Cerpen ini sangat bagus. Menceritakan efek positif dan efek negatif sebuah weblog bagi seorang blogger. Akhir cerita yang tidak dapat ditebak, dan seakan-akan membuat kita (para blogger) untuk mulai berkaca, bahwa weblog bukan segalanya. Walaupun weblog bisa dianggap penting oleh para blogger, tetapi kita tidak boleh melupakan tanah yang kita pijak, karena masih ada hal-hal yang lebih penting di dunia nyata. Cerita ini bagus untuk dibaca oleh para blogger dan calon blogger.

Cerpen 2: Perempuan dan Lelaki Maya
Kejadian di dunia nyata bisa terbawa ke dunia maya dan kejadian di dunia maya bisa terbawa ke dunia nyata. Mungkin ini pesan yang ingin disampaikan oleh maknyak dalam cerpen ini. Dengan melalui internet, kita bisa menjadi seseorang yang tidak dikenal oleh teman di dunia maya walaupun sebenarnya kita mengenal orang tersebut di dunia nyata. Emosi yang diciptakan di dunia maya bisa menjadi emosi yang nyata di dunia nyata, bahkan bisa menciptakan permusuhan. Dan percakapan-percakapan yang terjadi di dunia maya bisa membuat seseorang menjadi lupa akan statusnya di dunia nyata.

Cerpen 3: Perempuan Dalam Kegelapan
Hikmah yang saya ambil dari cerpen ini adalah betapa pentingnya untuk menjaga keharmonisan rumah tangga dengan komunikasi yang baik.

Cerpen 4: Perempuan itu Bernama Sinta
Di dunia maya, kita belum tentu tahu siapa lawan bicara kita. Karena di dunia maya, seseorang bisa menjadi siapapun yang ia mau. Baik itu menyamarkan bentuk fisik, atau bahkan jenis kelamin. Seperti pada cerpen ke-2, dimana emosi seseorang di dunia maya bisa terbawa ke dunia nyata. Terutama jika kita sudah mempercayai lawan bicara kita di dunia maya. Walaupun belum pernah bertemu di dunia nyata.

Cerpen 5: Perempuan dalam Dua Etalase
Dari dunia maya, bukan hanya cinta yang bisa lahir, tetapi nafsu pun bisa terlahir dari percakapan-percakapan di dunia maya. Dengan adanya teknologi webcam kita bisa melihat secara langsung lawan bicara kita dan tidak perlu memvisualisasikan secara abstrak bagaimana rupa sang lawan bicara. Sudah diketahui oleh umum bahwa dengan internet kita bisa mengumbar nafsu baik hanya sekedar cybersex atau bahkan bisa berlanjut di dunia nyata.

Cerpen 6, 7 dan 8
Cerpen-cerpen ini lebih menitik beratkan ke budaya, tradisi dan religi. Dimana kita harus tetap menjaga budaya dan tradisi dan tetap ingat kepada Allah SWT, agar tidak terjerumus kedalam kemaksiatan. Juga menggambarkan betapa pentingnya komunikasi personal dan kejujuran antara mahluk Adam. Walaupun cerpen-cerpen ini tidak menceritakan tentang pengaruh dunia maya, tetapi cerpen-cerpen ini sangat menarik dari sisi cerita, penulisan dan pesan moralnya.

Secara keseluruhan, kumpulan cerpen-cerpen ini sangat menarik untuk dibaca, baik oleh para blogger, calon blogger, bahkan non-blogger. Buku ini bisa digunakan sebagai cermin dan mengingatkan kita bahwa apapun bisa terjadi di dunia maya. Dengan mengambil tokoh perempuan sebagai peran utama, memperingatkan para perempuan agar berhati-hati di dunia maya, karena pelecehan-pelecehan sering terjadi di dunia maya dan korbanya sebagian besar adalah perempuan walaupun tidak sedikit lelaki yang menjadi korban para perempuan di dunia maya. Jadi jangan lupa untuk membaca buku kumpulan cerpen ini, ok? Dijamin ngga akan rugi!
Untuk review-review dari para blogger yang lain bisa dibaca di http://duniafiksi.blogspot.com

Review ini saya persembahkan untuk maknyak atas hasil karyanya yang bagus dan menarik. Saya tunggu hasil hasil karya berikutanya tentang dunia weblog. Terutama cerita-cerita seperti cerpen yang pertama, agar banyak orang bisa melihat bahwa weblog tidak hanya sekedar curhatan yang dipindahkan ke web, tetapi lebih dari itu, sebagai sarana silaturahmi, berbagi pengalaman ataupun sebagai sarana untuk berbagi ilmu.

Oleh : Andi Darmawan aka Belutz di weblognya
posted at 8:02 PM |
Kenz, Blogger di Yogyakarta
Addicted to WebLog: Kisah Perempuan dalam Dua Dunia

Jumat, 04.11.2005

Ketika shoutbox dan fasilitas komentar menghilang
silaturahmiku habis dimakan jarak
blogku kehilangan jejak
mikrajku tertunda
tak ada tamu menyapa
beranda rumah jadi tempat bertapa

Ketika bandwith melebihi batas
separuh hidup kita terlepas
tak mampu bergerak
apalagi berkata-kata

Ketika para cracker, spammer dan para
pemaki bertandang
tubuh terasa diperkosa
jiwa menangis darah
keteduhan berubah menjadi air mata


Itu adalah sajak para blogger yang saya baca dalam kumpulan cerpen Addicted to Weblog : Kisah Perempuan dalam Dua Dunia yang ditulis oleh Ibu Labibah Zain *Founder Blogfam* atau yang sering dipanggil maknyak oleh anak-anak

Kumpulan cerpen ini cukup menarik, karena menceritakan kisah-kisah kehidupan perempuan Indonesia dalam segala sisi tradisi, budaya dan gaya hidup. Fenomena nyata kehidupan perempuan yang berkolaborasi dengan pengalaman nyata Maknyak sebagai seorang ibu rumah tangga dan yang juga seorang blogger menghasilkan cerita fiksi yang mendekati dengan kenyataan yang sebenarnya.

Sebagai seorang blogger saya tertarik dengan dua cerita pendek yang ada dalam buku kumpulan cerpen ini. Cerpen yang pertama berjudul Addicted to WebLog: Kisah Perempuan dalam Dua Dunia dan cerpen yang kedua berjudul Perempuan dan Lelaki Maya.

Addicted to WebLog: Kisah Perempuan dalam Dua Dunia. Sungguh suatu cermin bagi para blogger, hampir semua blogger mengalami fase ini yaitu fase "addict" atau fase kecanduan ngeblog. Kisah ini menceritakan bagaimana seorang ibu muda yang mulai kecanduan untuk mengelola weblognya sampai-sampai kehidupan rumah tangganya terganggu karena kegemarannya itu.

Ini adalah gambaran nyata yang dialami banyak blogger Indonesia yang ternyata banyak juga yang diantaranya adalah ibu-ibu muda yang baru memulai kehidupan rumah tangga. Maknyak dengan jeli menangkap fenomena ini, digambarkan bagaimana fasilitas internet dan juga waktu luang ibu-ibu muda menjadi semacam kondisi pemicu yang memotivasi para ibu-ibu muda itu membuat blog. Hasrat untuk menjalin komunikasi dengan teman-teman baru setelah memasuki masa perkawinan yang terikat dalam dunia rumah tangga membuat para ibu muda nyaman dalam aktivitas menulis blog. Mereka bisa dengan bebas mengespresikan segala hal di blognya tanpa meninggalkan rumah mereka yang nyata, bahkan menata blog seperti menata rumahnya sendiri. Bisa jadi blog adalah rumah kedua bagi mereka yang terletak di lain dunia sehingga kehidupan pun terbagi dalam dua dunia yaitu dunia nyata dan dunia maya, seperti yang tertulis dalam judul cerpen ini.

Dalam cerita ini Maknyak cukup pintar untuk menceritakannya dari sudut pandang laki-laki atau suami sang blogger, dengan sudut pandang tersebut cerita terkesan tidak monoton dan lebih banyak sisi yang bisa dieksplorasi dari kehidupan blogger itu sendiri. Masalah-masalah yang timbul akibat aktivitas blog baik teknis maupun konflik interpersonal sebagai blogger pemula runtut tergambar dalam cerita ini, sampai pada akhirnya bagaimana seorang ibu muda yang tega menelantarkan pekerjaan rumah tangga dan anak-anaknya karena keasyikan ngeblog. Aneh bukan? tapi demikianlah kenyataannya bukan?

Perempuan dan Lelaki Maya. Pada cerpen yang kedua Maknyak masih bercerita tentang kehidupan blogger yang dibalut dengan kisah asmara antara Sinta dan Arjuna. Kisah asmara dalam dunia maya yang terjalin melalui komunikasi tulisan-tulisan baik melalui blog ataupun chatting. Lagi-lagi cerita ini merupakan gambaran nyata dari fenomena jatuh cinta di kalangan para netter yang cintanya bersemi diantara rangkaian kata tertata dalam blog ataupun ketikan kata dan emoticons bahasa chatting.

Fenomena-fenomena dunia maya, meski tidak mendetail digambarkan dalam cerita kedua ini. Mulai dari email, weblog, chatting sampai pada fenomena dari sisi buruk internet yaitu anonimitas. Seperti yang kita ketahui bahwa di dunia maya, ternyata juga dipenuhi oleh para pengecut yang menyembunyikan dirinya di balik anonimitas dunia maya. Pengecut-pengecut ini terkenal suka sekali membuat onar di dunia maya, baik dengan komentar-komentarnya yang asal bunyi ataupun mungkin dengan menggunakan nama orang lain untuk mengadu domba para blogger. Maknyak juga menggambarkan bagaimana kejengkelan para blogger yang menjadi korban dari para pengecut yang bersembunyi di balik proxy-proxy anonim.

Cerpen kedua ini lebih banyak menggambarkan bagaimana suatu hubungan interaksi personal terjalin dalam dunia maya. Hubungan emosional yang terjalin dengan persepsi internal masing-masing individu dengan hanya mempersepsi tulisan tanpa melihat persepsi ekspresi bahasa tubuh lawan bicaranya. Suatu fenomena yang unik dalam dunia maya, ketika seorang tidak lagi mengandalkan apa yang dilihat dan dirasakannya untuk membangun persepsi eksternal, namun lebih banyak bermain dalam ruang lingkup persepsi internal.

Dalam dunia maya kita bebas menjadi apa dan siapa, begitu pula kita juga bebas mempersepsi orang lain di dunia maya seperti yang kita inginkan. Dari cerpen yang kedua ini kita sekali lagi diajak untuk bercermin dengan realitas bahwa dunia maya adalah permainan persepsi, yang bisa membuat kita jatuh terjebak dalam perselingkuhan cinta dengan perempuan-perempuan maya ataupun laki-laki maya. Sama seperti Sinta yang pada akhirnya harus menyerah dalam dekapan laki-laki maya yang lain selain Arjuna, yang ternyata adalah suaminya sendiri.

Secara keseluruhan cerpen yang memiliki tebal 191 halaman ini cukup baik dalam mengangkat tema-tema perempuan khususnya dalam tradisi, dan budaya. Cerpen pertama dan kedua dalam kumpulan cerpen ini sangat baik dibaca oleh para blogger sendiri baik pemula maupun yang telah lama menjadi blogger sebagai cerminan dari perilaku kecanduan mereka terhadap aktivitas menulis blog. Para pemerhati blogger dan kaum awam juga disarankan untuk membaca cerpen ini untuk mengetahui gambaran kehidupan sehari-hari seorang blogger bersama dengan fenomena-fenomena di dunia maya lainnya.

Saya sendiri memiliki beberapa pertanyaan yang muncul ketika membaca kumpulan cerpen ini. Mengapa Maknyak banyak menggunakan tokoh perempuan-perempuan muda yang telah menikah, ataupun sedang menuju pada pernikahan? Mengapa Maknyak cenderung bercerita dengan vulgar dan memasukkan unsur-unsur seksualitas dalam cerpen-cerpen tersebut? Hehehe…. Setelah membaca halaman 191 pada empat kata terakhir sayapun akhirnya tersenyum, benarkah demikian? Nah untuk mengetahui jawabannya, silakan beli bukunya di toko-toko buku favorite Anda…..

Selamat Ulang Tahun Maknyak!!
[3 November 2005]

Oleh: kenz di weblog nya.

Thank you Kenz.
posted at 1:03 PM |